Dzikir Manaqib Syech Abdul Qadir Al Dzaelani
Hidup di dunia memang tidak mudah. Bahkan terlalu sulit kurasa. Ataukah karena aku belum bisa menyentuh kata ‘Ikhlas’ yang sebenarnya??? Atau memang aku masih jauh dari manusia yang sabar dan ikhlas.. Astaghfirulloh..
Aku menganggap masih terlalu muda untuk menerima ini semua, tetapi kembali lagi bahwa ini adalah perjalanan hidup, perjalanan hidup yang harus dilalui.
Beberapa waktu lalu aku berpikir bahwa aku akan mendapatkan kebahagiaan ketika aku masuk perguruan tinggi ternama di Indonesia. Dan ternyata Allah pun mengijinkannya. Aku mengenyam pendidikan ini selama 3 thn 8 bln. Cukup singkat bukan?? Alhamdulillah juga mendapatkan predikat cum laude. Bukan maksud ingin menyombongkan diri, hanya refleksi diri yang sangat lama tidak pernah aku lakukan. Ehm..ehm.. so, apa yang kudapatkan di perguruan tinggi?? Mendapatkan ilmu yang bermandaaf dan sekaligus aku mendapatkan jodohku disana. Alhamdulillah,
Weits.. jangan berprasangka buruk dulu lho, aku mengenalnyapun setelah aku usai kuliah. Dan kami pun berencana untuk melanjutkan studi kami masing-masing. Alhamdulillah, rahmad dan ridho Allah, akhirnya kami pun menikah ketika kami kuliah S2.. ehm, perjuangan yang tidak mudah juga, kami harus menyisihkan beasiswa kami untuk hidup kami, karena memang kami ingin focus kuliah. Maha Besar Allah dengan segala pemberiannya, kami cukup dengan rezeki yang dikasih oleh Allah, bahkan Allah memberikan kami rezeki yang luar biasa yaitu seorang bayi kecil yang lucu yang mirip sekali dengan Ayahnya.. Allahu Akbar..
Kebahagiaan yang tak terkira yang diberikan oleh Allah hanya dalam kurun waktu 14 bulan. Ehm, kami hanya mengenal tersenyum dan tangis bahagia. Alhamdulillah, Allah memberikan karunia yang luar biasa padaku, suami yang sholeh, penyayang, setia dan luar biasa. Kemudian Allah juga memberikan karunia pada kami seorang anak yang cakep, sehat, dan semoga menjadi anak yang sholeh.
Ternyata di balik kebahagiaan ini, Allah sedang mempersiapkan ujian yang akan ditempakan padaku. Usia perkawinan yang hanya sebentar mungkin kali ya, 14 bulan saja. Suamiku pun berpulang, menghadap Allah, di negeri Gadjah Putih, Thailand. Ehm.. kaget, sedih, bingung, ga percaya waktu itu, tetapi ya memang itulah takdir Allah…
Bingung, antara percaya dan tidak percaya, bingung bagaimana membesarkan anak tanpa Ayahnya, bingung bagaimana dengan perkuliahanku yang belum selesai, bingung dan bingung.. kerjaanku hanya diam dan bersandar sama Allah, karena aku yakin bahwa aku pun ga mampu menjalani semua ini atas ijin Allah. Hanya Allah Yang Maha Tahu untuk semua yang ada di dunia dan akherat. Ku mencoba untuk ikhlas, untuk pasrah, sabar dan apapun itu yang harus dilakukan dan disyariatkan agama..
Sholat, doa, yang hanya bisa ku keluarkan.. ehm, tetapi coba kucamkan dalam hati, bahwa Allah lah pemilik semua alam ini, dan Allah lah yang Maha segalanya..
Ehm, aku mencoba untuk menyusuri jalan terjal ini, mencoba mengarungi gelombang yang tinggi, mencoba mendaki gunung yang berbatu. Ditengah2 kesedihan yang sangat dalam, ditengah cucuran air mata duka, duka ketika harus melihat kedua orang tuaku merasa “gagal” membahagiakan anaknya, ketika melihat mertuaku menangis karena “kepergian” putranya.. huh… sedih, pilu, teriris, dan entahlah aku ga bisa menggambarkan semua ini..
Aku hanya bisa menjalani apa yang ada didepan mataku, kucoba untuk berbuat sedikit demi sedikit yang bisa kulakukan.. tanpa ada keinginan yang tinggi, mencoba mengalir bagai air..bagai air yang sudah diatur oleh alur sungai, begitu pula diriku, kupendekkan angan-angan, mencoba untuk bertahan dan berdiri tegak, belum berusaha untuk berjalan apalagi berlari.. Hm..memang susah, tetapi harus kucoba… hanya satu kata yang kucari yaitu “RIDHO” dari Allah,..
Hm…
Perjalanan ini kenapa begitu sukar bagiku?? Memang hidup ini harus dijalani dengan pelan-pelan dan penuh keseriusan, penuh dengan batu terjal dan gunung yang harus di daki.. Bukankah ketika semakin tinggi gunung yang didaki, akan semakin indah pemandangan yang akan diliat??
Bukankah ketika semakin dalam menyelam juga pemandangan di bawah laut juga semakin indah??
Bukankah semakin berat perjuangan akan menghasilkan hasil yang sangat manis??
Perjuangan ini memang tidak mudah, perlu cucuran air mata, perlu tetesan keringat, perlu cacian, makian bahkan hinaan yang akan membuatku semakin mengerti bahwa inilah jalan Allah, inilah kehidupan yang tidak mudah seperti membalikkan telapak tangan..
Ternyata, butuh proses yang tidak mudah untuk ini semua, dan itupun masih saja belum mampu untuk menyenangkan banyak orang.. kok menyenangkan banyak orang.. apa yang telah kulakukan sampai saat ini belum mampu membuat orang lain tersenyum bahagia..
Hm..hm.. tetapi tidak boleh berhenti, appaun hasilnya, baik, buruk, menyenangkan, dan menyakitkan adalah sesuatu yang harus diterima dengan tangan terbuka. Memang sih, sangat sulit untuk menerima semua ini dan berjalan dengan tetap tegak berdiri.. tetapi masih ada sandaran yang tidak akan pernah meninggalkan kita, yaitu dzat yang luar biasa yaitu Allah SWT..
Nah, siapa yang akan memberikan semangat padaku kalo bukan diriku sendiri, siapa yang akan membuatku tersenyum kalo bukan diriku sendiri, dan siapa yang akan membesarkan putraku kalo bukan diriku sebagai orang tuanya baginya..
Memang, semua ini tidak pernah terpikirkan olehku, tetapi ‘buntut’ dari perjalanan ini juga tidak mudah, dan begitu banyak menyita pikiran dan energi… tetapi hidup harus berjalan dan roda dunia semakin berputar,
so.. jangan menyerah, jangan berputus asa, Allah menyukai orang yang kuat, dan hanya orang2 yang kuat yang bisa menjalani ujian Allah dengan sukses..
Hanya kepada Allah, kupersembahkan doa yang tulus, ratapan yang memilukan, dan luapan emosi yang mendalam.. Sekarang, luruskan niat hanya untuk menggapai ridho Allah…
Insya Allah, Allah akan memberikan jalan yang terbaik..
Bagi saudara2ku yang sedang mengalami kesusahan, kesedihan, percayalah bahwa ada Allah yang akan memberikan ‘kenikmatan’ yang luar biasa, kalo ga di dunia, insya Allah Allah akan memberikan di akherat nanti… Insya Allah, Allah Maha Adil.. Insya Allah, jangan berhenti berjuang, jangan berhenti untuk berharap, karena Allah akan mendengar ratapan kita.. Insya Allah,
greetings,
Iswari Nur Hidayati (iswari_alfauzan@yahoo.com.sg)
dikutip dari dudung.net
Dzikir Manaqib Sultonil Aulia Syech Abdul Qadir Al Dzaelani mengajarkan tentang Keimanan yang satu yaitu ALLAH SWT dan MUHAMMAD SAW Sebagai nabi terakhir dan Rasulnya.Dzikir Manaqib Al Baghdadi ini mengajarkan Hakekat keimanan dan cinta Kepada Allah,Nabi dan Rasul Allah,Wali-walinya Allah dan Ulama-Ulama Allah,walaupun cara penyampaiannya bagi sebagian orang dianggap nyeleneh dan berbeda dari yang lainnya dalam mengajarkan tauhid keimanan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar