Dzikir Manaqib Syech Abdul Qadir Al Dzaelani
Ada dua jalan yang ditempuh orang dalam mencari yang haq dengan masing-masing dalilnya :
1. Man `arafa nafsahu faqad `arafa rabbahu
Barang siapa mengenal dirinya maka pasti dia akan kenal Tuhannya. (Dalil ini yang sangat popular dikalangan sufi, meditator , filosofi, teolog)
2. Man `arafa rabbahu faqad `arafa nafsahu
Barang siapa yang kenal Tuhannya pasti dia akan kenal dirinya.
Pada jalan pertama, biasanya dilakukan oleh para pencari murni, mereka belum memiliki panduan tentang Tuhan dengan jelas. Dia hanya berfikir dari yang sangat sederhana …yaitu ketika ia melihat sebuah alam tergelar, muncul pemikiran pasti ada yang membuatnya atau ada yang berkuasa dibalik alam ini, ... mustahil alam ini ada begitu saja … dan alam merupakan jejak-jejak penciptanya … Dengan falsafah inilah orang akhirnya menemukan kesimpulan bahawa Tuhan itu ada.
Sebagian meditator atau ahli sufi menggunakan pendekatan falsafah ini dalam mencari Tuhan, yaitu tahap mengenal diri dari segi wilayah-wilayah alam pada dirinya, misalnya mengenali hatinya dan suasananya, fikiran, perasaannya, dan lain-lain sehingga dia boleh membedakan dari mana ilham itu muncul, ... apakah dari fikirannya, dari perasaannya, atau dari luar dirinya…
Akan tetapi penggunaan jalur seperti ini sering kali membuat orang mudah tersesat, kerana pada tahap-tahap wilayah ini manusia sering terjebak pada 'keghaiban' yang dia lihat dalam perjalanannya, ... yang kadang-kadang membuat hatinya tertarik dan berhenti sampai disini, karena kalau tidak mempunyai tujuan yang kuat kepada Allah pastilah orang itu menghentikan perjalanannya …. Karena disana dia boleh melihat fenomena / keajaiban alam-alam dan mampu melihat dengan kasyaf apa yang tersembunyi pada alam ini … akhirnya mudah muncul 'keakuannya' bahawa dirinyalah yang paling hebat …akan tetapi jika dia kuat terhadap Tuhan adalah tujuannya, pastilah dia selamat sampai tujuannya…..
Teori yang dilakukan tersebut adalah jalan terbalik, kerana dalam pencariannya ia telusuri jejak atau tanda-tanda yang ditinggalkannya (melalui ciptaan / alam), ... ibarat seseorang mencari kuda yang hilang, yang pertama di telusuri adalah jejak tanda kaki kuda, kemudian memperhatikan suara ringkik kuda dan akhirnya di temukan kandang kuda dan yang terakhir dia menemukan wujud kuda yang sebenarnya ….Hal ini sebenarnya sangat menyulitkan para pelaku pencari Tuhan, ... kerana terlalu lama di dalam mengidentifikasi alam-alam yang akan di laluinya ….
Dalil yang ke dua : adalah melangkah kepada yang paling dekat dari dirinya …yaitu Yang Maha Dekat, ... langkah ini yang paling cepat di tempuh dibanding dalil pertama… Karena dalil pertama banyak dipengaruhi oleh para filosofi pada zaman pertengahan dalam hal ini falsafah Yunani. Teologi Kristian dan Hindu telah banyak mempengaruhi falsafah ini. sehingga Al Ghazali pantas mengkritik kaum filosofi dengan menulis kitab tentang tidak setujunya dengan ide falsafah masa itu yaitu Tahafut Al Falasifah / kerancuan falsafah ….
Alghazali membantah pemikiran yang dimulai dengan rangkaian berfikir terbalik, ... beliau mengajukan gagasan bahawa umat Islam harus memulakan pemikirannya dari sumber pangkal ilmu pengetahuan yaitu Tuhan, bukan dimulai dari luar yang tidak boleh dipertanggung jawabkan kebenarannya, artinya sangat berbahaya karena di dalam falsafah memulai berfikirnya dari tahap yang benar menuju zat dibalik semuanya berasal. Sedangkan di dalam Islam menunjukkan keadaan Tuhan serta jalan yang akan di tempuh sudah di tulis dalam Alqur'an agar umat manusia tidak tersesat oleh rekaan-rekaan fikiran yang belum tentu kebenarannya…
Pencarian kita telah di tulis dalam Alqur'an dan Allah menunjukkan jalannya dengan sangat sederhana dan mudah …tidak menunjukkan alam-alam yang mengakibatkan menjadi rancu dan bingung … karena alam-alam itu sangat banyak dan kemungkinan menyesatkan kita amat besar…
Mari kita perhatikan cara Tuhan menunjukkan para hamba yang mencari Tuhannya .
"Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdoa apabila berdoa kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala perinta-Ku) dan hendaklah mereka itu beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran." (QS. Al Baqarah: 186)
"Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang di bisikkan oleh hatinya dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya." (QS. Al Qaaf: 16)
Ayat-ayat diatas, mengungkapkan keadaan Allah sebagai wujud yang sangat dekat, dan kita diajak untuk memahami pernyataan tersebut secara sempurna. Alqur'an mengungkapkan jawaban secara dimensi dan dilihat dari perspektif seluruh sisi pandangan manusia sesempurnanya. Saat pertanyaan itu terlontar, dimanakah Allah ? Maka Allah menjawab: Aku ini dekat, kemudian jawaban meningkat sampai kepada, Aku lebih dekat dari urat leher kalian .Atau dimana saja kalian menghadap di situ wujud wajah-Ku…dan Aku ini maha meliputi segala sesuatu ….
Sebenarnya tidak ada alasan bagi kita jika dalam mencari Tuhan melalui tahap terbalik…
Pada tahap pertama beliau nampak alam dan segala kejadian adalah satu bersama Allah. Dan pada tahap kedua nampak alam sebagai bayangan Allah; dan pada tahap ke tiga beliau nampak Allah adalah berasingan dari pada segala sesuatu di alam ini. Kalau hal ini hanya sebatas penjelasan terstruktur kepada muridnya, saya anggap hal ini tidak menjadi persoalan, ... akan tetapi jika tahap-tahap ini merupakan metologi dalam mencari Tuhan, ... saya kira ini berbahaya, kerana yang akan berjalan adalah fikirannya atau otaknya, … yang akhirnya timbul khayalan.
Di dalam Islam memulai dengan pengenalan kepada Allah terlebih dahulu yaitu dengan zikrullah (mengingat Allah), ... kemudian kita di perintah langsung mendekati-Nya, karena Allah sudah sangat dekat..tidak perlu anda mencari jauh-jauh melalui alam-alam yang amat luas dan membingungkan ..alam itu sangat banyak dan bertingkat-tingkat. Tidak perlu kita memikirkannya…cukupkan jiwa ini mendekat secara langsung kepada Allah … karena orang yang telah berjumpa alam-alam belum tentu ia tunduk kepada Allah, karena alam disana tidak ada bedanya dengan alam di dunia ini kerana semua adalah ciptaan-Nya !!
Akan tetapi jika anda memulainya dengan cara mendekatkan diri kepada Allah, maka secara automatis anda akan diperlihatkan / dipersaksikan kepada kerajaan Tuhan yang amat luas. Maka saya setuju dengan dalil yang kedua, barang siapa kenal Tuhannya maka dia akan kenal dirinya. Sebab kalau kita kenal dengan pencipta-Nya, maka kita akan kenal dengan keadaan diri kita dan alam-alam dibawahnya, kerana semua berada dalam genggaman-Nya…kerana Dia meliputi segala sesuatu …karena Dia ada dimana saja kita ada, ... dan Dia sangat dekat.
Kesimpulan :
Islam mengajarkan didalam mencari Tuhan, telah diberi jalan yang termudah dengan dalil barang siapa kenal Tuhannya maka dia akan kenal dirinya … hal ini telah ditunjukkan oleh Allah bahawa Allah itu sangat dekat, ... atau dengan dalil …barang siapa yang sungguh-sungguh datang kepada Kami, pasti kami akan tunjukkan jalan-jalan Kami... (QS: Al ankabut: 69 )
"Wahai orang-orang yang beriman jika kamu bertakwa kepada Allah niscaya dia akan menjadikan bagimu furqan (pembeza)." (QS : Al Anfaal: 29)
Ayat-ayat ini membuktikan di dalam mendekatkan diri kepada Allah tidak perlu lagi melalui proses pencarian atau menelusuri jalan-jalan yang di temukan oleh kaum falsafah atau ahli spiritual di luar Islam, ... karena mereka di dalam perjalanannya harus melalui tahap-tahap alam-alam … Islam di dalam menemukan Tuhannya harus mampu memfanakan alam-alam selain Allah dengan konsep laa ilaha illallah … laa syai'un illallah … laa haula wala quwwata illa billah … tidak ada Tuhan kecuali Allah … tidak ada sesuatu (termasuk alam-alam) kecuali Allah, ... tidak ada daya dan upaya kecuali kekuatan Allah semata ….maka berjalanlah atau melangkahlah kepada yang paling dekat dari kita terlebih dahulu bukan melangkah dari yang paling jauh dari diri kita ….
Demikian mudah-mudahan Allah membukakan hati kita
Tidak ada komentar:
Posting Komentar